SENSASI PEYEK UCENG SUKARIA
Jika anda pernah
jalan-jalan ke Blitar, tentu tidak asing lagi dengan makanan khas yang satu
ini. Ya, peyek uceng. Uceng sendiri adalah ikan air tawar yang biasanya hidup
di sungai. Ikan ini bentuknya bentuknya bulat dan memanjang kira-kira sebesar
jari kelingking, karena bahan dasarnya adalah ikan uceng sehingga peyek ini di
namai peyek uceng, Cara pembuatan iwak peyek ini, dengan mencampurkan tepung beras, tepung sagu, santan, daun jeruk dan uceng. untuk
terakir yaitu penggorenganya. Tuang adonan di pinggir wajan dan setengah lagi
ada di dalam minyak. Peyek uceng ini mempunyai rasa yang gurih dan renyah.
Tapi untuk anda yang ingin memakan peyek uceng dengan gampang,
langsung saja datang ke warung Djoyo Mulyo. Kalau ingin mendatangi warung yang
menjual uceng bisa mengikuti jalur dari arah kota Blitar setelah melewati
masjid Agung Wlingi ketemu SPBU kemudian belok kiri. Setelah melewati depan RS
Wlingi berbelok ke kanan kemudian bertemu pertigaan Gurid di mana ada sebuah
prasasti dipinggir jalan namanya Prasasti Munggut. Dari sini belok ke kiri ke
jurusan Obyek Wisata Rambut Monte, tidak jauh dari sini di kiri jalan tetulis
nama Warung Djoyo Mulyo.
Proses memasak uceng di dapur warung Sukaria
bisa dilihat pengunjung. Uceng yang sudah digoreng ditempatkan di baskom-baskom
ukuran besar, mengepaknya ke dalam plastik dan kardus untuk pemesan yang akan
membawanya ke luar kota. Setiap hari, Haji Sukari menghabiskan 40 hinga 50 kilogram uceng.
Setidaknya ada 20 orang pemasok uceng dari Desa Babadan sendiri, serta desa di
sekitar wilayah Kecamatan Wlingi. Untuk pengunjung yang ingin membawa pulang
sebagai oleh-oleh, di warung ini sudah menyediakan uceng goreng dalam kemasan
plastik dan setiap bungkusnya berisi seperempat kilogram.
Mau pesan bisa g ya dikirim ke jakarta no wa nya brp ya
BalasHapus